Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU kabupaten Trenggalek menandatangani nota kesepakatan dengan PW Jatim untuk membentuk Badan Usaha Milik Pesantren atau BUMTREN, Rabu (15/12/2021). Penandatanganan MoU dilakukan di PP. Bumi Hidayah Attaqwa Kedunglurah Pogalan.
Ketua RMI Trenggalek Kiai Akifun Nuha menyebut, tujuan utama dari program tersebut adalah menjadikan pondok-pondok pesantren di kabupaten Trenggalek mandiri secara ekonomi.
“Jadi, pondoknya biar sugih, bukan hanya kiainya,” seloroh Gus Akif, sapaannya.
Lanjut Gus Akif, acara tersebut merupakan tindak lanjut dari sosialisasi BUMTREN oleh PW RMI Jatim di Pesantren An-Nur Malang beberapa hari yang lalu. Tindak lanjut di tingkat Cabang dilakukan dengan lebih riil.
Acara yang dikemas dengan sosialisasi tersebut menghadirkan tiga Pengurus Wilayah RMI Jatim. Ketiganya adalah Agus Misbahul Munir, Agus Habibul Amin, dan Agus Nurkholis.
“Semua pemateri dari Jatim juga pelaku bisnis. Jadi programnya langsung kita eksekusi,” imbuhnya.
Pengasuh PP. Darul Falah Parakan tersebut menambahkan, di antara program yang disepakati yakni budidaya domba, distributor rokok dan garam, serta minyak jelantah. Ketiga produk dan budidaya tersebut merupakan milik pemateri sendiri, sehingga bisa langsung dijalankan.
Gus Akif menambahkan, paska kesepakatan ini, setidaknya dua minggu hingga satu bulan mendatang langsung produk tersebut langsung didistribusikan.
“Semua program melalui satu pintu PC RMI Trenggalek ke PW Jatim,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Trenggalek KH. Muhammad Fatchulloh Sholeh mengatakan, BUMTREN merupakan salah satu program unggulan RMI NU. Karena itu harus didorong dan didukung agar benar-benar sukses sebagai bentuk khidmah kepada Nahdlatul Ulama, bangsa, dan negara.
“Ke depan NU harus benar-benar menjadi organisasi yang mandiri secara ekonomi. Begitu juga pesantren, khususnya yang di bawah naungan NU,” kata Gus Loh.
Menurut Gus Loh yang menjadi tuan rumah acara tersebut, kalau ekonomi Nahdlatul Ulama mapan dan kuat, insyallah penjagaan Aswaja, pendidikan, kepesantrenan, kesehatan, penataan regenerasi, dan lainnya akan tumbuh dan terproses dengan baik, mapan, dan kuat.
Sosialisasi dan penandatanganan pembentukan BUMTREN diikuti oleh peserta dari 40 pondok pesantren se-kabupaten Trenggalek. Hadir di acara pembukaan antara lain Rois Syuriah KH. Mastur Ali dan Ketua Tanfidziyah KH. Muh. Fatchulloh Sholeh.
(arkha)