Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggeruduk kantor DPRD Trenggalek, Senin (18/4/2022). Aksi demonstrasi dilakukan untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Massa mahasiswa memusatkan aksinya di depan gedung Dewan dan berorasi secara bergantian. Dalam orasinya, mereka mengecam sejumlah kebijakan Pemerintah yang dinilai menyengsarakan masyarakat.
Selain menolak kenaikan harga BBM, ada sejumlah poin lainnya yang menjadi tuntutan mereka. Enam poin tuntutan tersebut antara lain:
- Menuntut kesanggupan Pemerintah dalam menyediakan stok bahan bakar minyak pertalite dan solar;
- Menolak kenaikan harga bahan bakar Pertamax;
- Mendesak dan menuntut kesanggupan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan bahan pokok;
- Menolak pencabutan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2021;
- Usut tuntas dan adili mafia minyak goreng; dan
- Menolak kenaikan PPN.
Mereka juga meminta agar wakil rakyat tersebut segera meneruskan tuntutannya ke DPR RI dan Pemerintah pusat.
- Baca juga: Peringati Harlah PMII ke-62, Komisariat BSD STKIP Trenggalek Gelar Safari Ramadhan dan Bagi Takjil
Dikatakan koordinator aksi, Muhamad Rudi, pihaknya mendesak agar Pemerintah terbuka terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Seperti kenaikan harga BBM, ketidakberdayaan Pemerintah menghadapi mafia minyak goreng, dan sejumlah permasalahan lainnya.
“Dengan adanya kelangkaan tersebut, seperti minyak goreng, maupun kedelai dan tahu tempe, atau lainya, bagaimana Pemerintah Daerah menyikapinya, sedangkan setiap hari kita mengonsumsinya,” gugatnya, mengutip Sabdanews.
Satu jam lebih berorasi, massa mahasiswa akhirnya ditemui dua orang Wakil Ketua DPRD Trenggalek di titik aksi. Mereka adalah Doding Rahmadi (FPDI) dan Agus Cahyono (FPKS).
Doding di kesempatan tersebut mengaku sependapat dengan aspirasi mahasiswa.
“Saya secara pribadi atau sebagai anggota DPRD Trenggalek, sepakat dengan tuntutan,” kata Doding di hadapan peserta aksi.
Setelah terjadi dialog dengan mahasiswa, kedua Pimpinan DPRD Trenggalek tersebut menandatangani selembar kertas yang sudah disiapkan, sebagai komitmen untuk meneruskan tuntutan tersebut ke DPR RI dan Pemerintah Pusat.
Aksi mahasiswa PMII tersebut dipusatkan di depan Gedung DPRD Kabupaten Trenggalek setelah melakukan longmarch dari Stadion Menak Sopal. Selain orasi, mereka juga menggelar istighotasah dan doa bersama di tengah aksi.
“Ini merupakan sebuah ikhtiar doa agar segala upaya penyampaian aspirasi masyarakat ini bisa didengar oleh Pemerintah pusat,” pungkas Rudi.
(arkha)