Ada banyak penyebab rumah tangga berantakan. Sama seperti ada banyak penyebab tubuh menjadi sakit. Ketika tubuh sakit parah, kadang penyebabnya adalah kebutuhan mendasar yang diabaikan oleh penderita.

Banyak orang yang organ tubuhnya rusak gara-gara terbiasa minum berbagai macam minuman enak lalu meninggalkan minum air putih dalam jumlah yang dibutuhkan. Ada juga yang sakit karena pola makan dan jenis makanan tidak dijaga. Ada pula yang hanya karena kurang istirahat dan kurang olahraga.

Solusi jangka panjangnya bukan obat, melainkan mengatasi penyebabnya yang sebenarnya sederhana tersebut. Ketika penyebab mendasar dan sederhana tersebut diatasi, biasanya organ yang rusak akan berangsur membaik seiring waktu.

Rumah tangga juga demikian. Kadang masalahnya menjadi begitu kompleks sehingga pasangan suami istri di ambang perceraian. Tidak ada lagi chemistry, tidak ada lagi kecocokan. Tidak bisa lagi seirama dalam menjalani hidup bersama, apalagi kemampuan untuk saling menambal kekurangan masing-masing.

Lalu bagaimana cara membangun ulang hubungan yang sudah terserak? Orang-orang mugkin akan punya resep yang berbeda-beda. Tapi saya punya resep yang ampuh untuk itu. Resepnya adalah salat berjamaah.

Suami istri yang rumah tangganya kacau balau dan selalu bertengkar pasti melupakan hal sederhana ini. Mereka tidak pernah lagi salat berjamaah sehingga hubungan menjadi renggang. Salat berjamaah, selain berfungsi sebagai ritual yang berpahala besar, juga berfungsi sebagai perekat dan penyelaras ritme jiwa.

Ketika suami menjadi imam dan istrinya menjadi makmum, mereka akan ingat akan tanggung jawab dan perannya masing-masing, serta bagaimana menyelaraskan gerakan bersama-sama. Selepas itu, ketika istri mencium tangan suami dan suami mencium kening istri, rasa saling peduli akan kembali terbentuk.

“Ketika suami menjadi imam dan istrinya menjadi makmum, mereka akan ingat akan tanggung jawab dan perannya masing-masing, serta bagaimana menyelaraskan gerakan bersama-sama. Selepas itu, ketika istri mencium tangan suami dan suami mencium kening istri, rasa saling peduli akan kembali terbentuk.”

Salat berjamaah merupakan resep ampuh membangun rumah tangga yang berantakan.

Bila salat berjamaahnya di masjid, maka pulang perginya berdua dan itu momen yang sangat penting. Tidak peduli sebesar apa pun masalahnya, bila pasangan suami istri sudah mampu salat berjamaah secara rutin setiap hari, maka nyaris semua masalah dapat diatasi bersama sebab ritme jiwanya sudah selaras.

Mungkin ada yang bertanya, bila masalah percekcokan adalah soal ekonomi yang pas-pasan, apakah bisa selesai dengan salat berjamaah? Jawabannya, tentu salat berjamaah tidak serta merta menjadikan sepasang suami istri kaya mendadak.

Namun harus diingat bahwa ada jutaan pasangan di dunia ini yang juga mengalami kesulitan ekonomi tapi harmonis dan bahkan sangat bahagia. Sebab ritme jiwanya sudah klop sehingga punya komitmen untuk bekerja bersama dan saling melengkapi seumur hidup mereka.

Masalah-masalah lain juga demikian, dalam rumah tangga persoalan utama bukan ada di luar tapi ada di dalam jiwa masing-masing pasangan yang tidak lagi seirama.

Meskipun tidak mutlak, tapi resep ini sangat ampuh. Jangankan untuk skala rumah tangga, untuk meredam konflik masyarakat sedesa bahkan sekota pun bisa. Sebab itu, Nabi Muhammad saw selalu menekankan untuk salat berjamaah dengan meluruskan dan merapatkan barisan agar ritme jiwa umat tetap saling terikat dan seirama.

Beliau pernah mewanti-wanti: “Luruskanlah shaf-shaf kalian! Karena, Demi Allâh, kalian benar-benar harus meluruskan shaf-shaf kalian atau [kalau tidak] Allâh akan membuat perselisihan dalam hati kalian” (HR. Abu Daud)

Oh ya, ini adalah resep bagi yang sudah menikah. Bagi yang sedang pacaran, haram hukumnya salat berjamaah berdua atau berangkat ke masjid berduaan, apalagi pacaran di masjid. Silakan menikah kalau memang sudah cocok dan benar-benar cinta. Kalau belum mampu menikah, maka silakan lamar dulu dengan terhormat, dan jangan mengotori cinta dengan maksiat.

Semoga bermanfaat.

Artikel disadur dari status Facebook (10/1/2023) Ust. Abdul Wahab Ahmad, peneliti di Aswaja NU Center dan pengurus LBM PWNU Jatim. Editor: Androw Dzulfikar
You May Also Like

Bacaan dan Tata Cara Bilal Shalat Jumat (Panduan Singkat)

Dalam pelaksanaan shalat Jumat, bilal atau muraqqi mempunyai peran yang penting. Bilal…

Makna ar-Rahman & ar-Rahim Secara Bahasa, Istilah, dan Kalam

Kaum muslimin Indonesia pada umumnya mengetahui makna ar-Rahman dan ar-Rahim sebagai Yang…

Dalil Penentuan Jumlah Bilangan Bacaan Wirid atau Dzikir

Adapun soal penentuan bilangan dan lafaznya, maka sebenarnya sama saja bisa ditentukan…

Nasihat Mewujudkan Pernikahan yang Maslahah

Pernikahan itu sakral. Allah Swt menyebutnya sebagai “mitsaqan ghalidza” alias perjanjian yang…