Banjir pada Ahad (6/11/2022) dini hari tidak hanya membawa timbunan material tapi juga merusak sejumlah fasilitas umum. Seperti yang terjadi pada gedung Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin Munjungan, Trenggalek.
Setidaknya ada lima ruang kelas yang pondasinya menggantung karena tanah yang bersebelahan dengan sungai terbawa derasnya arus banjir.
“Ada jalan dan ruang kelas pondasinya menggantung. Totalnya di SMK Ki Hajar Dewantoro 2 kelas dan SMP Islam Tarbiyatus Sholihin 3 kelas,” papar Pengasuh PP Tarbiyatus Sholihin Kiai Sholihin Muthohir, Ahad (6/11).
Kedua sekolah tersebut berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin.
Akibat dari kejadian tersebut, kegiatan belajar mengajar atau KBM pada Senin esok harinya dipastikan tidak bisa berjalan hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Sebab jika dipaksanakan akan membahayakan siswa.
- Baca juga: Banjir Bandang Tasikmadu, Puluhan Banser Bersihkan SD yang Terendam Lumpur dan Bantu Dapur Umum
“Saat ini masuk ruang saja takut. Sementara waktu, nanti diikutkan di SMK induk di Munjungan,” bebernya.
Kiai Sholihin menjelaskan, hujan deras mengguyur sejak Sabtu (5/11) malam, jam 20.00 WIB hingga pagi hari. Tingginya curah hujan mengakibatkan air kiriman dari pegunungan meluap. Termasuk ke pondok pesantrennya, di Desa Masaran.
Ia menambakan, banjir tadi malam berbeda dengan kemarin hari Jumat (4/11) kemarin. Bisa dilihat dari kondisi pascabanjir di wilayah Munjungan timur berbeda dengan banjir yang menerjang Munjungan bagian barat, tepatnya di Desa Masaran. Terbukti, material lumpur yang menerjang tidak begitu tebal dibandingkan sebelumnya.
Kiai Sholihin mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah, karena berkaitan dengan keberlangsungan pembelajaran siswa.
Banjir yang terjadi pada Ahad (6/11) dini hari membuat banyak fasilitas umum yang ada di kecamatan Munjungan rusak. Tidak hanya gedung madrasah, banjir juga menggerus jalan beton dan sejumlah jembatan hingga mengakibatkan beberapa warga desa terisolasi.
Pewarta: Madchan Jazuli
Editor: Androw Dzulfikar