
Penuh sesak dan padat rangkaian salah satu rangkaian gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Trenggalek.
Konfercab kali ini ada Ngaji Kebangsaan bersama Agus Muhammad Iqdam Kholid atau yang kerap disapa Gus Iqdam, Pengasuh Majelis Sabilu Taubah. Pantauan NU Online Jatim, ribuan jamaah memadati hingga beberapa ratus meter dari panggung utama.
Salah satu jamaah, Ahmad Zainul Mustofa menjelaskan senang bermajelis ilmu maupun shalawat. Apalagi dengan pengisi mauidhoh kiai muda asal Desa Karanggayam, Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur.
“Senang majelisan, tambah sedulur dan silaturrahim. Kedua memang ngajinya Gus Iqdam enak,” ujar Ahmad Zainul Mustofa kepada NU Online Jatim, Jum’at (2/6/2023).
Baca juga: Gus Yusuf: Menyesal Jika Anak NU Tak Kenal IPNU-IPPNU
Zainul yang berasal dari tetangga kabupaten ini mengaku jauh-jauh dari Desa Sambi, Kecamatan Bandung Tulungagung memang mengidolakan . Ia tak hanya sendiri, melainkan bersama teman-temannya untuk mendengarkan petuah-petuah Gus Iqdam.
“Memang menyempatkan waktu kesini.
Rombongan sekitar 9 teman dari bandung. Secara offline 4 kali, selebihnya mendengarkan secara online quotes viral di YouTube. Ini kali keempat, beberapa pernah di Blitar dan UIN satu kali,” terangnya .
Zainul menambahkan, sejauh ini selama ia mengikuti pesan tausiyah Gus Iqdam sangat mengena di kalangan millenial. Beliau mampu menyesuaikan perkembangan kekinian sering menyentil isu maupun kejadian viral yang sedang terjadi.
Oleh sebab itu, pemuda berkacamata ini mengaku dengan mauidhoh sedemikian rupa, mampu menjadi rujukan berbagai kalangan. Mulai anak muda hingga preman bisa mengena dalam hal berdakwah secara santun.
“Dengan bahasa beliau dengan orang yang masih awam dalam memahami ilmu agama dengan mudah ditangkap. Termasuk tidak banyak dalil, tetapi banyak wejangan untuk keteladanan setiap hari,” terangnya.
Alumnus UIN SATU Tulungagung ini mengaku dengan kehadiran Gus Iqdam harapannya bisa lebih berhati-hati dalam dunia digital. Pasalnya, semakin cepat mendapatkan informasi akan semakin cepat bertukar permasalahan dan gesekan intoleran.
“Kita harus banyak tabayyunnya. Kadang anak muda mudah tersulut api panas. Apalagi ini tahun politik, yang sering beliau pesankan adalah lakon urip (perjalanan hidup),” tandasnya.
(Madchan Jazuli)