* Artikel oleh: Basthiatul Fuad Hamidah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (basthiatul01@gmail.com)
Belajar, menurut Alsa (2005), merupakan tahap-tahap perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat panjang dan dapat terus dikembangkan serta dorongan yang datang dari dalam dan luar individu itu sendiri.
Dalam sebuah pembelajaran harus memperhatikan komponen-komponen pembelajaran, seperti: guru, siswa, tujuan, metode, materi, media pembelajaran, serta evaluasi. Selain itu dalam proses pembelajaran juga terdapat istilah gaya belajar.
Individu merupakan suatu kesatuan yang memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Setiap individu pasti selalu memiliki pembawaan dari lahir yaitu kelebihan yang tidak akan sama dengan orang lain. Dengan kata lain, individu satu dengan individu lainnya tidak akan sama.
Oleh sebab itu, setiap individu harus mengentahui kemampuan atau kelebihan yang ada pada dirinya sendiri untuk memaksimalkan kelebihan yang ada. Seperti gaya belajar, setiap individu akan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan individu, antara lain faktor keturunan dan faktor pengaruh lingkungan.
Gaya belajar merupakan cara yang dimiliki oleh setiap individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungan, termasuk dari lingkungan belajar. Gaya belajar sangat berpengaruh untuk terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Jika gaya belajar cenderung tidak diperhatikan dalam proses pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Selain itu, dalam proses pembelajaran gaya belajar harus dipahami dan dimengerti oleh guru dan siswanya.
Jika guru tidak mengetahui gaya belajar setiap muridnya yang ada dalam pembelajarannya, maka pembelajaran tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Begitu pula murid, jika mereka tidak mampu mengetahui gaya belajarnya akan menyebabkan penurunan prestasi.
Gaya belajar adalah suatu pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar untuk berkonsentrasi pada proses yang ada, mengusai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda-beda. Gaya belajar menurut James and Gardner (1995) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari.
Menurut Nasution (2008), berpendapat bahwa pengkasifikasian adanya gaya belajar siswa sesuai kategori-kategori sebagai berikut :
- Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kemudian disebut dengan gaya belajar. Lain dari pada itu, pengajar juga mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri.
- Kita dapat menemukan gaya belajar dengan menggunakan instrumen tertentu.
- Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar dapat mempengaruhi efektifitas belajar.
Kemampuan setiap individu pastilah berbeda-beda dan mempunyai pembawaan tersendiri dari sejak lahir. Begitu pula siswa dalam suatu kelas pasti ketidaksamaan antar siswa, ada yang memiliki kemampuan menyerap materi pelajaran dengan cepat dan ada juga yang lambat. Dengan mengenali gaya belajar ini dapat mempermudah anak dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Karena gaya belajar adalah cara yang efektif bagi setiap individu untuk menerima sebuah informasi dari luar dirinya.
- Baca juga: Pendidikan adalah Dalang Sebuah Pembangunan
3 Gaya Belajar Peserta Didik
Menurut De Porter dan Hernacki, gaya belajar secara umum dibedakan dalam tiga jenis yaitu: 1) gaya belajar visual, 2) gaya belajar auditorial, dan 3) gaya belajar kinestetik.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang dilakukan dengan cara seperti melihat, memandang dan mengamati. Dengan kata lain, gaya belajar visual ini mengandalkan kekuatan panca indera yaitu mata. Fungsi mata bagi orang dengan gaya belajar ini adalah untuk menerima rangsangan (stimulus) belajar.
Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual antara lain yaitu suka membuat rencana jangka panjang, suka kepada keterampilan dan kerapian, sangat teliti, mengingat sesuatu dengan penggambaran, lebih mengingat apa yang dilihat dari pada yg didengar, lebih menyukai seni daripada musik, dan berbicaranya lebih cepat.
Strategi pengajaran yang bisa digunakan untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual antara lain yaitu mencatat kembali bahan pelajaran, memperbanyak penggunaan materi visual seperti gambar, memberikan banyak buku yang berisikan ilustrasi atau gambar, warna merupakan alat yang bisa digunakan untuk merangsang anak yang memiliki gaya belajar visual yang digunakan untuk menandai pekerjaan siswa, menggunakan garis bawah pada catatan siswa.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar yang dilakukan dengan cara mendengar. Jadi, gaya belajar auditorial ini mengandalkan kekuatan dari pendengarannya yaitu telinga. Fungsi telinga sebagai alat pendengaran disini yaitu untuk memudahkan individu dalam menangkap rangsangan (stimulus).
Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar auditorial antara lain yaitu tidak menyukai kebisingan atau keributan, senang membaca dengan keras dan mendengarkan sesuatu, lebih suka musik daripada seni, pembicara yang baik, suka berbicara, lebih suka belajar dengan mendengarkan, dan suka berdiskusi.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang dilakukan dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Jadi, gaya belajar kinestetik ini mengandalkan kekuatan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang yang memiliki gaya belajar ini lebih mudah menerima rangsangan atau stimulus dengan cara bergerak, menyentuh dan bekerja.
Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar kinestetik antara lain yaitu sering menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam terlalu lama, berbicara dengan perlahan, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, dan banyak bergerak.
Pentingnya Kesadaran Guru dan Peserta Didik dalam Mengenali Gaya Belajar
Guru merupakan komponen yang penting dalam berjalannya proses pembelajaran. Guru diharuskan untuk dapat mengenali gaya belajar siswanya agar dapat memaksimalkan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan adanya guru yang dapat menyamakan gaya belajar setiap siwanya proses pembelajaran dikelas, maka siswa dapat dengan mudah menyerap materi yang disampaikan oleh gurunya dengan cepat.
Guru bisa mengenali gaya belajar siswanya dengan menggunakan berbagai cara antara lain yaitu guru melakukan pengamatan langsung kepada siswanya, guru mengobservasi siswanya satu persatu dengan ketat, atau memberikan angket kepada siswa yang berisi pertanyaan yang mampu mengidentifikasi gaya belajar siswanya.
Selain guru, siswa juga harus mengenali gaya belajarnya sendiri agar dia mampu menggunakan gaya belajar tersebut pada saat dia belajar sendiri atau disekolah. Siswa dapat mengetahui gaya belajarnya sendiri dengan cara melakukan pengisian angket yang berisi pertanyaan yang bisa mengidentifikasi gaya belajarnya.
Jika hasil pengisian angket tersebut sudah keluar, maka siswa diharapkan sadar akan gaya belajarnya tersebut dan menerapkannya dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian, proses pembelajarannya dapat berjalan dengan efektif dan dapat meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi siswa bisa dilakukan dengan cara pengenalan akan gaya belajarnya. Gaya belajarnya tersebut harus dipahami oleh siswa itu sendiri sampai dengan gurunya. Jika siswa dan guru dapat memahami gaya belajar, diharapkan proses pembelajaran yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efisien.*
Referensi:
- Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 44(2).
- Murfi, A., & Rosidah, N. S. (2016). Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi Studi Komparasi Siswa Berprestasi SMAN 1 dengan MAN 1 Yogyakarta Kelas XI. Jurnal Pendidikan Madrasah, 1(2), 295-308.
- Ghufron, M. N., & Suminta, R. R. (2012). Gaya belajar: Kajian teoritik.
- Papilaya, J. O., & Huliselan, N. (2016). Identifikasi gaya belajar mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip, 15(1), 56-63.
- Wibowo, N. (2016). Upaya peningkatan keaktifan siswa melalui pembelajaran berdasarkan gaya belajar di SMK Negeri 1 Saptosari. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 1(2), 128-139.