Jajaran Syuriah, Tanfidziyah, dan A’wan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek berziarah ke makam para muasis dan masyayikh NU Trenggalek serta Sesepuh Kabupaten Trenggalek, Selasa (31/8/2021). Ziarah tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Trenggalek ke-827.
Ziarah juga diikuti oleh Ketua Lembaga dan Badan Otonom di lingkup Cabang.
Dituturkan Ketua PCNU Trenggalek, KH. Muhammad Fatchulloh Sholeh, agenda tersebut sangat relevan karena para muasis dan masyayikh NU memiliki andil yang tidak kecil dalam perjalanan sejarah Kabupaten Trenggalek.
“Jika kita lihat catatan sejarah, kiai-kiai NU-lah yang menginisiasi pembentukan kembali kabupaten Trenggalek. Ingat Resolusi Rayat Panggul, juga kiai NU yang saat itu duduk di anggota Dewan,” ungkap Gus Loh, sapaan akrabnya di sela-sela ziarah.
Oleh karena itu, lanjut Gus Loh, ziarah ke para muasis dan masyayikh NU Trenggalek serta muasis atau sesepuh Kabupaten Trenggalek di momen Hari Jadi Kabupaten Trenggalek sangat pas dan harus dirutinkan tiap tahun.
Selain Ketua Lembaga dan Banom di lingkup Cabang, agenda ziarah keliling tersebut diikuti oleh jajaran Syuriah, Tanfidziyah, dan A’wan PCNU Trenggalek. Di antaranya Rois Syuriah KH. Mastur Ali, Ketua Tanfidziyah Gus Loh, Katib Syuriah KH. Bisyri Afandi, dan A’wan Kiai Samroni.
Start dari Gedung NU Trenggalek sekitar jam 09.00 WIB, rombongan menuju ke Taman Makam Pahlawan Jarakan, tempat Kiai Abu Sofyan dimakamkan. Kemudian bergeser ke makam Kiai Abdul Hamid atau Mbah Kawak dan makam Ki Ageng Menak Sopal.
Dari makam Ki Ageng Menak Sopal, rombongan menuju ke makam Mbah Nur Muzdalifah di Rejowinangun, lantas ke makam Mbah Kanjeng Jimat di Ngulan Kulon. Setelah itu bergeser lagi ke makam Mbah Mesir di Semarum kemudian terakhir ke makam Mbah Nur Kholifah atau Mbah Putih di Kayen, Karangan.
Menurut Gus Loh, sebenarnya masih ada beberapa lokasi makam pendahulu yang direncanakan untuk diziarahi. Seperti makam Gunung Cilik Kamulan, KH. Imam Machalli, KH. Ali Basthom, KH. Zaenal Fanani, H. Ibrahim Suyoto, H. Husni, dan beberapa lainnya. Namun karena keterbatasan waktu, apalagi banyak kiai yang harus mengaji di sore harinya, lokasi makam tersebut urung disinggahi.
“Kita terpaksa tidak bisa ziarah ke seluruh sesepuh dan masyayikh karena terbatasnya waktu. Tapi semua kita doakan satu per satu saat di lokasi makam yang berdekatan,” imbuh Gus Loh.
Sepanjang rute ziarah, iring-iringan rombongan yang terdiri tidak kurang dari 10 kendaraan roda empat dan beberapa kendaraan roda dua tersebut dikawal oleh belasan personil Banser dari kesatuan Balantas.
“Ziarah ini untuk menjaga ketersambungan dengan para pendahulu sekaligus mengharap barokah dari beliau-beliau. Dan semoga Hari Jadi ke-827 ini menandai Kabupaten Trenggalek yang semakin maju, madani, dan penuh barokah,” pungkas Gus Loh.
(Androw Dzulfikar)