Opini – Berstatus sebagai seorang muslimah di era milenial ini memang dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam membentuk karakter yang baik secara lahir dan batin. Sosok muslimah sendiri merupakan gerbang penerus generasi. Itulah kenapa kita harus menjadi seorang muslimah berkarya, muslimah berdaya.

muslimah berkarya, muslimah berdaya - yasmin mogahed nu trenggalek amustcom au

Muslimah akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sebaliknya, anak, agar memiliki karakter yang kuat, harus mendapatkan bimbingan dari ibu yang berkarakter pula.

Muslimah masa kini harus mempunyai komitmen yang teguh pada syariat Allah. Untuk menjawab tantangan zaman yang semakin canggih dan berkembang pesat ini, seorang muslimah harus cerdas dalam menata hidup dan mempertimbangkan sematang mungkin arah langkah yang akan dijalaninya.

Selain harus menguasai ilmu agama yang baik, pengetahuan umum juga penting bagi muslimah, supaya dalam bertindak bisa menjaga adab, menghargai kehormatannya, dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan di masyarakat.

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, muslimah pun tidak boleh duduk-duduk manis saja. Harus ada aksi yang nyata dalam kehidupannya. Muslimah harus memposisikan dirinya dengan baik dan benar di tengah arus globalisasi yang kadang suka menggoyahkan iman.

 

Baca juga:

Salahkah Sarjana Menjadi Ibu Rumah Tangga?

Makna Hari Kartini di Masa Pandemi adalah Semangat Menginspirasi

 

Menjadi muslimah yang berwawasan luas, berprinsip, dan mampu mengemban tanggung jawabnya sebagai pelopor generasi rabani di negara tercinta. Muslimah sejati harus mempunyai pegangan yang kokoh di dalam hati, iman yang kuat, serta bermanfaat bagi orang lain. Misalnya dengan menciptakan inovasi-inovasi baru yang sesuai bidangnya, yang akan menjadikan citra muslimah semakin disoroti di berbagai kalangan.

Menjadi sukses dalam berkarya boleh dilakukan oleh siapa saja, termasuk kaum muslimah. Keanggunan intelektual dan kreativitasya dalam menyuguhkan ide-ide baru akan memberikan poin tersendiri bagi seorang muslimah.

Banyaknya karya dari kalangan muslimah yang bermunculan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, maupun sosial, menjadi bukti bahwa kehadiran muslimah membawa dampak positif dan bermanfaat di kalangan masyarakat dan umat.

Berhijab syar’i bukanlah suatu halangan bagi muslimah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Justru semakin mereka berkarya dan meraih berbagai penghargaan di bidangnya, akan mengubah pandangan masyarakat yang masih menganggap bahwa muslimah itu hanya bisa mengaji dan menjadi beban suami.

“Banyaknya karya dari kalangan muslimah yang bermunculan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, maupun sosial, menjadi bukti bahwa kehadiran muslimah membawa dampak positif dan bermanfaat di kalangan masyarakat dan umat.”

Banyak tokoh perempuan muslimah di masa Rasulullah saw yang bisa dijadikan teladan dalam berkarya. Ketangguhan dan kesungguhan dalam menjalankan usahanya patut mendapat apresiasi dan dijadikan rujukan bagi muslimah masa kini.

Siti Khodijah salah satunya. Istri Rasulullah saw yang sangat dicintai ini memiliki jiwa pebisnis yang luar biasa. Meskipun seorang perempuan, kecerdasannya dalam dunia jual beli sudah tidak diragukan lagi. Bisnisnya sukses dan sebagian besar penghasilannya diinfakkan dalam dakwah islam.

Tidak hanya pada masa Rasulullah saw, muslimah masa kini juga banyak yang bisa mencapai puncak impiannya dengan karya-karya yang diciptakannya. Contohnya Hanna Tajima. Kiprahnya dalam dunia fashion berhasil membuktikan bahwa seorang muslimah bisa berkarier dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.

Tajima juga aktif di sosial media dan membagikan kisah-kisah inspiratifnya sebagai bentuk dukungannya bagi para muslimah untuk tidak takut berkarya dan mengepakkan sayapnya. Ia memiliki brand busana ternama UNIQLO yang sukses mengantarkan Hanna menjadi desainer fashion muslim dunia.

Adalagi, seorang penulis asal Mesir yang bernama Yasmin Mogahed. Penulis perempuan ini juga meraih gelar Master dalam bidang jurnalistik dan komunikasi massa. Tulisannya mengenai hubungan manusia dengan yang Mahakuasa berhasil memikat pembaca muslim maupun nonmuslim dari berbagai penjuru dunia. Karya-karyanya yang lembut dan menyentuh menjadikan Yasmin sebagai pembicara di berbagai acara di kampus ternama di seluruh dunia.

Tak kalah dari kancah internasional, Indonesia sendiri pun memiliki muslimah-muslimah berbakat yang mampu mewujudkan impiannya. Banyak muslimah yang muncul dengan inovasi-inovasi terbarunya, dan sukses menjadi sorotan masyarakat.

Di antara deretan muslimah Indonesia itu, salah satunya ialah Gita Savitri. Youtuber yang cantik dalam balutan hijab ini menjadi idola baru di tengah generasi milenial. Video-videonya yang berisi pengalamannya kuliah di Jerman dan suka mengikuti kegiatan sosial ini mengundang simpati banyak orang.

Gita bahkan pernah menjadi satu-satunya hijabers indonesia yang sukses masuk program Creator for Change di London. Kesuksesannya di dunia maya ini menjadi inspirasi banyak orang. Tidak sedikit orang-orang yang mengikuti jejaknya sebagai Youtuber.

Sederet karya muslimah yang mendunia tersebut harus menjadi penyemangat bagi muslimah-muslimah lainnya untuk berkarya. Seseorang dianggap ada karena ia berkarya. Sudah waktunya muslimah masa kini unjuk diri, mengembangkan potensinya masing-masing semaksimal mungkin, dan mewujudkan semua impiannya.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Sementara manusia mati akan meninggalkan nama yang abadi dalam karya-karyanya. Mari muslimah milenial semangat mengukir prestasi dengan karya yang luar biasa.

Semangat berkarya, semangat menginspirasi dunia!


* Opini oleh Novi Aryani, muslimah kelahiran Trenggalek, 22 Februari 1999, yang memiliki hobi menulis dan travelling. Saat ini menempuh studi sarjana di IAIN Tulungagung jurusan Bahasa Indonesia.

1 comment
Tinggalkan Balasan
You May Also Like

Nuansa Wahabi Dibalik Gerakan Padri

Oleh : Ust. Afrizal el-Adzim Syahputra, Lc., MA Kemunculan gerakan Salafi-Wahabi di…

10 Watak Wasathiyyah Nahdlatul Ulama

Oleh : Habib Wakidatul Ihtiar*   Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah diniyyah-ijtima’iyah…

Siti dan Sayyidati: Adaptasi Islam dengan Budaya Lokal

Oleh: Misbahus Surur*    ESAI — Beberapa hari lalu secara tak sengaja saya…

Idulfitri: Merayakan Makna dan “Diri” yang Sejati

Oleh: Ustadz Surya Qalandar¹   “Al-Hubûṭ” dan Fitrah Manusia Dalam Al-Qur’an, digambarkan…