Oleh: Habib Wakidatul Ihtiar*
Selamat Hari Pahlawan!!!
Hari ini, Rabu 10 November 2021, seluruh elemen bangsa Indonesia sedang memperingati Hari Pahlawan. Hari Pahlawan merupakan hari yang sangat bersejarah, di mana pada saat itu terjadi perjuangan besar mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Para pejuang bangsa yang terdiri dari barisan kiai, santri, tentara rakyat, para cendekiawan, dan masyarakat sipil dengan gagah berani melawan agresi penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Mereka semua adalah patriot sejati yang rela berjuang demi bangsa dan negara, walaupun harus mengorbankan darah dan nyawa.
Salah satu momentum perjuangan yang paling fenomenal adalah dikeluarkannya fatwa “Resolusi Jihad” oleh KH. Hasyim Asy’ari, yang mewajibkan setiap muslim laki-laki di sekitar Kota Surabaya untuk terjun berjuang mempertahankan kemerdekaan melawan agresi penjajah. Disambung patriotisme berikutnya melalui orasi menggelegar Bung Tomo yang memantik api perjuangan rakyat sehingga mampu memukul mundur tentara musuh. Keduanya menjadi kunci utama keberhasilan mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat itu.
Perjuangan para pahlawan bangsa tersebut memberikan pelajaran bagi kita akan pentingnya semangat nasionalisme. Nasionalisme adalah sebuah kesadaran untuk mencintai bangsa dan negara. Wujud cinta tersebut dapat dituangkan ke dalam sikap dan tindakan yang bernilai guna terhadap kehidupan bangsa dan negaranya. Nasionalisme berkaitan dengan penanaman nilai-nilai dasar berbangsa dan bernegara, yang berorientasi kepada kepentingan dan kemaslahatan kolektif bagi tatanan kehidupan masyarakat.
Nasionalisme merupakan spirit luhur yang wajib ditanamkan ke dalam sanubari setiap warga negara, sebagai manifestasi dari rasa cinta kepada tanah air. Hal ini penting supaya tumbuh rasa tanggung jawab dan memiliki terhadap tanah air: tempat ia dilahirkan, hidup, beribadah, bahkan hingga kelak meninggal dunia.
Semangat nasionalisme dan cinta tanah air ternyata telah diterangkan dalam ajaran Islam. Dalam hal ini, kita dapat meneladani doa-doa Nabi Ibrahim a.s. kepada negerinya, sebagaimana yang tertuang dalam al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian…’” (Q.S. Al-Baqarah: 126)
Ayat tersebut berisi doa Nabi Ibrahim a.s. yang dipanjatkan kepada Allah Swt agar negerinya senantiasa aman, damai, dan sejahtera. Negeri yang terlindungi dari segala keburukan, serta negeri yang penuh dengan rezeki yang melimpah bagi penduduknya.
Spirit nasionalisme juga diajarkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana doa yang beliau panjatkan:
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami pada Mekkah, atau melebihi cinta pada Mekkah.” (HR. Bukhari)
Dalam konteks Indonesia, perwujudan nasionalisme yang paling utama ialah dengan menjaga empat pilar kebangsaan, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mencintai tanah air merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Sebab, tanah air adalah tempat tinggal dimana dia dilahirkan, menjalani kehidupan, menunaikan ibadah, dan membangun tata kehidupan yang sejahtera.
Kini, para pahlawan bangsa telah damai di haribaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Nama mereka akan selau harum dan bersinar. Semangat perjuangannya akan selalu hidup dan menjadi lentera bagi perjalanan bangsa Indonesia. Saat ini, kitalah yang mengemban tugas melanjutkan estafet ketulusan dan keikhlasan perjuangan mereka. Perjuangan yang harus kita lakukan, kapanpun, di manapun dan dalam posisi apapun.
Pertanyaannya, siapkah kita? Jawabannya hanya satu. Kita harus siap. Demi Indonesia tercinta, dan demi para pahlawan yang telah damai di surga-Nya. Kepada para pahlawan bangsa, al-Fatihah!
*Penulis adalah Pengurus PC LDNU Kab. Trenggalek dan Bendahara PAC GP Ansor Kec. Trenggalek