Manfaat-Puasa-Ditinjau-dari-Berbagai-Hadits

Oleh : Afrizal El Adzim Syahputra

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah mencurahkan berbagai karunia-Nya kepada hamba hamba-Nya dengan membebaskan mereka dari godaan setan yang oleh hawa nafsu disuntikkan ke dalam qalbu dan pikiran mereka. Maka Allah SWT mematahkan harapan setan dan menggagalkan rencana mereka dengan menjadikan puasa fardhu sebagai perisai bagi hamba hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya puasa itu seperti perisai. Oleh karena itu, ketika salah seorang di antara kalian berpuasa fardhu, hendaknya jangan berbicara sia sia atau berbuat bodoh. Jika seseorang mengajak bertengkar, hendaknya ia berkata : “Sesunggunya aku sedang berpuasa”. Allah telah membuka pintu surga bagi hamba-hamba-Nya dan mengingatakan mereka agar mewaspadai pengaruh yang masuk ke dalam qalbu melalui hawa nafsu dan amarah. Allah telah memberi tahu mereka bahwa hanya dengan menekan hawa nafsu dan kemarahan saja, maka jiwa yang tenang dapat memperoleh kemualiaannya.

Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda bahwa : “puasa itu merupakan separuh kesabaran, dan kesabaran itu merupakan separuh iman”. Maka puasa itu sama dengan seperempat iman. Disamping itu, puasa juga berbeda dengan rukun Islam lainnya, karena puasa memiliki derajat khusus dan istimewa di sisi Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT melalui lisan Rasul-Nya : “Setiap amal soleh akan diberi pahala dari sepuluh hingga tujuh ratus derajat, kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan memberinya pahala”

Puasa meliputi separuh kesabaran, sedangkan pahalanya berada di luar perhitungan. Untuk memperoleh gambaran tentang besarnya pahala puasa tersebut, maka alangkah lebih baiknya bisa dilihat dalam berberapa sabda Rasulullah SAW di bawah ini :

Rasulullah SAW bersabda : “Demi Allah SWT yang jiwaku berada dalam genggamannya-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah SWT dari pada bau kasturi”. Beliau juga bersabda: “Sesungguhnya surga itu ( antara lain ) memiliki sebuah pintu yang disebut dengan Ar Rayyan, dan tidak akan memasukinya kecuali orang yang menjalankan puasa.” Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW bersabda :“Orang yang berpuasa akan memperoleh dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya”.

Oleh karena itulah, Rasulullah SAW memasukkan puasa wajib sebagai salah satu perkara yang dapat meningkatkan manusia ke dalam derajat malaikat, sebagaimana sabdanya : “Sesungguhnya Allah SWT akan menjadikan para malaikat berlomba dengan pemuda ahli ibadah. Dia ( Allah SWT ) berfirman : “Wahai pemuda yang telah menahan hawa nafsumu untuk mencari ridha-Ku, dan yang telah mengabdikan hidupmu untuk-Ku, di mata-Ku, kamu adalah sebagai salah seorang malaikat-Ku”.

Pahala bagi orang yang mengerjakan puasa sangatlah besar dan berlimpah sehingga tidak bisa dibayangkan dan digambarkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa puasa fardhu itu milik Allah SWT, karena dapat ditinjau dari dua hal : Pertama, karena puasa fardhu merupakan upaya untuk menahan diri dari berbagai kesenangan, kepuasan, dan kegembiraan meskipun semua itu murupakan perkara yang halal, seperti : makan, minum, berhubungan dengan istri, dsb. Namun, amalan puasa tidak terlihat oleh siapa saja kecuali Allah SWT. Sehingga puasa merupakan amalan batin yang harus dilakukan dengan sabar dan tahan uji.

Kedua, puasa menjadi milik Allah SWT karena puasa merupakan sarana untuk mengalahkan musuh Allah SWT, yaitu nafsu manusia yang bekerja melalui hawa nafsu dan amarah. Hawa nafsu dan amarah ini menjadi kuat karena terlalu banyak makan dan minum. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hawa nafsu yang tidak dikekang dapat mempengaruhi anak Adam ( manusia ) melalui aliran darahnya. Maka hendaknya ia mengekangnya dengan jalan lapar.” Dalam hal ini, Aisyah sebagai istri Rasulullah SAW juga berkata : “Tetaplah mengetuk pintu surga”, lalu ia ditanya : Dengan apakah saya harus mengetuk pintu surga ?” Ia menjawab : Dengan lapar ( berpuasa )”

Sesungguhnya puasa merupakan cara untuk menundukkan hawa nafsu, menutupi jalannya, dan meletakkan rintangan di depannya, sehingga sangatlah pantas jika dikatakan bahwa puasa merupakan hubungan khusus antara seorang hamba dengan Allah SWT, karena dengan mengalahkan musuh Allah SWT, berarti menolong agama Allah SWT. Sedangkan pertolongan Allah SWT akan datang jika seseorang terlebih dahulu menolong-Nya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman : “Jika kamu menolong Allah SWT, maka Allah SWT akan menolongmu dan akan meneguhkan kedudukanmu” ( QS: Muhammad : 7 ). Oleh karena itulah, hamba hamba Allah SWT hendaknya mengerjakannya, sehingga Allah SWT akan mengaruniakan keberhasilan kepadanya, yaitu Allah SWT akan senantiasa membimbing ke jalan-Nya.

Maka selayaknya bagi kita untuk mengekang godaan, hawa nafsu, dan kemarahan yang merupakan lahan subur bagi setan. Jika lahan itu masih subur, maka godaan itu akan semakin kuat. Jika godaan itu tidak diatasi, maka kehebatan Allah SWT tidak akan dikaruniakan kepada seseorang, dan kehebatan-Nya akan tetap tersembunyai dari orang tersebut. Rasulullah SAW bersabda : “seandainya hawa nafsu itu tidak menguasai anak Adam ( manusia ), maka qalbunya akan naik kepada Qalbu Kerajaan Langit”

Selanjutnya, Ramadhan merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga Allah memerintahkan kepada seluruh umat islam untuk melaksanakan puasa di bulan itu, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Baqarah yang artinya : “Wahai orang orang yang beriman, diwajibakan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan kepada orang orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa”. Pada firman Allah SWT tersebut dijelaskan bahwa tujuan diwajibkannya puasa di bulan Ramadhan adalah untuk membentuk kharakter manusia bertaqwa kepada Sang Pencipta. Tujuan yang lainnya adalah sebagai amalan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas karunianya  berupa petunjuk dalam bentuk Al Quran yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW.

Wallahu A’lam. (MNi)

Tinggalkan Balasan
You May Also Like

Bacaan dan Tata Cara Bilal Shalat Jumat (Panduan Singkat)

Dalam pelaksanaan shalat Jumat, bilal atau muraqqi mempunyai peran yang penting. Bilal…

Dalil Penentuan Jumlah Bilangan Bacaan Wirid atau Dzikir

Adapun soal penentuan bilangan dan lafaznya, maka sebenarnya sama saja bisa ditentukan…

Poin-Poin Kajian Buya Arrazy Hasyim PW Rijalul Ansor Jatim

Pengurus Wilayah (PW) Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jatim kembali…

Makna ar-Rahman & ar-Rahim Secara Bahasa, Istilah, dan Kalam

Kaum muslimin Indonesia pada umumnya mengetahui makna ar-Rahman dan ar-Rahim sebagai Yang…