Dalam rangka pembukaan Lailatul Ijtima’ dan Pengukuhan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqah NU (LazisNU), Pengurus Ranting (PR) NU Gador, Kecamatan Durenan, menggelar Pengajian Umum pada Rabu (28/2/2018) kemarin.
Bertempat di Balai Desa Gador, pengajian umum menghadirkan KH. Marzuki Mustamar, pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, yang juga Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim.
Kyai Marzuki, dalam tausiyahnya, memaparkan keberhasilan Pengurus Cabang (PC) NU Malang dalam mendirikan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Malang, mulai konsep pembangunan, pengelolaan, penataan ruang, hingga pelayanannya, yang semuanya didasarkan pada ilmu fikih.
“Keunggulan ketika NU punya rumah sakit, selain soal perawatan tapi NU juga akan berfikir tentang ibadah pasien. Penataan ruang pasien pun disesuaikan agar mereka mudah beribadah dalam kondisi apapun”, kata Kyai Marzuki.
Menurut Kyai Marzuki, RSNU merupakan pelengkap ihktiar NU dalam menjaga ummat. Disamping melalui lembaga pendidikan seperti madrasah dan pondok dan melalui organisasi Ansor, Fatayat, dan Muslimat, NU harus memikirkan kesehatan umat. Maka jika ada umat yang sakit, NU juga menyediakan RSNU.
Dengan nada serius, Kyai Marzuki mengungapkan harapannya bahwa paling lama 2 tahun kedepan, ketika diundang ke Trenggalek lagi, undangannya berupa peletakan batu pertama RSNU Trenggalek.
“Warga NU Trenggalek harus urunan melalui program LazisNU ini, yaitu Sedinten Sodaqah Seribu (S3)”, imbuh beliau disambut tepuk tangan hadirin.
Lebih lanjut, Kyai Marzuki juga menyinggung pendidikan NU. Di bidang pendidikan, masih menurut beliau, NU harus mempunyai kemandirian. Dengan itu, NU akan mampu membiayai pendidikan anak-anak NU berprestasi namun kurang mampu.
“Bahaya kalau anak NU potensial yang tidak mampu justru dibiayai ormas sebelah. Nanti NU-nya hilang,” pungkas beliau.
Hadir dalam acara tersebut Pengurus MWC NU Durenan, Camat beserta jajaran Forkopimka, serta (Plt.) Bupati Trenggalek, H. Moch. Nur Arifin. (Ilham Bai/Dzul)