Menjelang Satu Abad Nahdlatul Ulama dan Harlah NU ke-96, Ketua Ikatan Alumni PMII (IKAPMII) Trenggalek, Wahono Arief, mengharapkan kepada seluruh kader PMII untuk lebih memperlihatkan eksistensinya sebagai seorang kader Nahlatul Ulama.
Menurutnya, saat ini, eksistensi PMII Trenggalek secara internal sudah lebih baik daripada sebelumnya.
“Memang secara internal saya sudah mengakui (pergerakan PMII secara internal),” tutur Wahano di kediamannya, Rabu (26/1/2022).
Adapun secara eksternal, menurutnya, masih belum nampak aksi-aksi yang menunjukkan eksistensi dari sebuah organisasi.
“Untuk aksi kemarin yang berkolaborasi dengan BEM karena kepedulian terhadap bencana, itu belum aksi organisasi secara permanen, itu yang accidentil saja, bukan ekspresi dari misi sebuah organisasi,” katanya.
Namun demikian, Wahono mengaku optimis terhadap pergerakan PMII Trenggalek ke depan secara eksternal. Syaratnya, proses internal dijalankan dan dikelola dengan baik, serta selalu berkomunikasi dan melakukan konsolidasi antara Cabang dengan Komisariat.
“Harapan saya akan jalan (pergerakan eksternal tersebut, red), itu ada” imbuhnya.
Masih menurut Wahono, banyak hal yang dapat dilakukan kader PMII yang notabene adalah kader pemikir, sebagai bentuk kontribusi kepada NU.
Salah satunya dengan merapatkan barisan PMII dan KOPRI kepada GP Ansor dan Fatayat NU. Sebab, pemikiran-pemikiran itu nantinya akan sangat dibutuhkan di sana.
Sebagai seorang alumni PMII, ia mengaku siap untuk mem-backup para kader PMII Trenggalek dalam melakukan proses kaderisasi dan aksi-aksi internal maupun eksternal.
Menurutnya, alumni berharap agar kader PMII Trenggalek lebih peduli terhadap isu-isu di sekitar. Di samping itu juga lebih proporsional serta sportif dalam menjalani proses kaderisasi.
“Harapan saya ke depan, PMII haruslah P2S: Peduli, Proporsional, dan juga Sportif,” pungkasnya.
(Abdul Rahim)