nutrenggalek.or.id – PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Trenggalek menggelar Doa Bersama dalam rangka Harlah NU ke-97 di aula lantai 3 Gedung NU Trenggalek, pada Jum’at (13/3).
Mengambil tema Refleksi Perjalanan NU Menuju Satu Abad, Doa Bersama ini diikuti oleh para Masyayikh NU Trenggalek, Pengurus NU Cabang beserta Lembaga dan Banom, dan Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Trenggalek.
Acara diisi dengan istighotsah dan tahlil yang dipimpin KH. Mastur Ali, dilanjutkan refleksi 97 tahun perjuangan Nahdlatul Ulama yang disampaikan oleh Ketua PCNU Trenggalek, KH. Fatchulloh Sholeh atau Gus Loh.
“Doa Bersama dan refleksi ini adalah kegiatan PCNU Trenggalek untuk memperingati Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang oleh PBNU ditetapkan tanggal 16 Bulan Rajab,” kata Gus Loh seusai acara.
Selain istighotsah dan tahlil yang merupakan amalan khas NU, lanjut Gus Loh, peringatan Harlah diisi dengan refleksi dengan maksud memperkuat himmah para pengurus untuk berkhidmat bagi Nahdlatul Ulama dan bangsa.
“Sebelum NU lahir tahun 1926, para ulama sudah jauh lebih dulu bergerak, berjuang melawan penjajahan. Tujuan didirikannya NU salah satunya yang utama adalah mengorganisir para ulama,” imbuh Gus Loh.
Jadi bisa dikatakan, tujuan refleksi ini adalah ‘melawan lupa’ akan misi dan tugas perjuangan para ulama, tentunya dengan situasi dan tantangan zaman yang berbeda.
Di kesempatan tersebut, Gus Loh juga menyampaikan beberapa isu dan agenda strategis PCNU Trenggalek, diantaranya agenda PKPNU, MKNU, Silatda, program kerja Lembaga, pembangunan masjid PCNU, NUMart, dan lain lain.
“Untuk NUMart PCNU, insyaallah akhir Maret ini atau awal April sudah bisa kita launching,” lanjut beliau.
Gus Loh juga menyinggung situasi politik Trenggalek yang semakin dekat dengan Pilkada, apalagi ada beberapa kader NU yang mendaftar sebagai bakal calon bupati yang hadir.
“Yang penting untuk diingat bagi kita semua warga nahdliyin, sikap politik NU adalah politik kemaslahatan dan sinergitas, bukan politik praktis. Mari kita jaga bersama bahwa NU kembali ke khittoh”
Gus Loh mempersilakan kader-kader NU untuk maju berkompetisi secara sehat. Namun, beliau mewanti-wanti agar tetap menjaga kerukunan dan kemaslahatan semua.
“Tarkul mafasid muqoddamun ala jalbil masholih harus kita pegang betul, utamanya bagi para calon,” pungkas Gus Loh merujuk sebuah kaidah fiqih.
Doa Bersama ini dilangsungkan di lantai 3 Gedung NU Trenggalek. Acara dimulai pada pukul 14.30 WIB dan selesai pukul 17.00 WIB.
Hadir di acara ini antara lain Ketua PCNU Trenggalek KH. Fatchulloh Sholeh, Mustasyar KH. Mastur Ali, KH. Ahmad Dahlan Tugu, KH. Abdul Latif, KH. Nurkhotib, KH. Arif Nachrowi, KH Bisyri Affandi, H. Mahsun Ismail, serta beberapa Kyai dan Gus Pengasuh Pesantren.
Selain itu, yang sempat menarik perhatian adalah hadirnya seorang mualaf asli Korea Selatan, yang sehari sebelumnya mengucapkan syahadat di hadapan Gus Loh, Lee Jeong Hak atau Muhammad Latif Abdul Hakim, di acara tersebut.
(Androw Dzulfikar/Zein)