Banjir bandang yang menerjang Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo pada Senin (10/10) dini hari kemarin menyisakan endapan lumpur yang cukup parah. Di beberapa titik, kedalaman lumpur mencapai di atas mata kaki orang dewasa.
Akibatnya, jalan raya di wilayah Desa Tasikmadu yang menjadi akses ke wisata Pantai Prigi tutup total.
“Jalan raya belum bisa dilewati mulai dari baratnya SPBU sampai pantai. Untuk roda empat, mulai dari Mapolsek sudah ditutup,” ungkap Murjianto, salah seorang Banser yang terjun ke lokasi, Selasa (11/10) lewat aplikasi Whatsapp.
- Baca juga: Banjir Bandang Tasikmadu, Puluhan Banser Bersihkan SD yang Terendam Lumpur dan Bantu Dapur Umum
Oleh karena itu, bagi pengendara yang hendak menuju Prigi harus memutar cukup jauh lewat arah Karanggandu.
Menurut Ndan Jari, sapaannya, panjang jalan raya yang terpendam lumpur mencapai 1 km. Jika ditambah jalan perkampungan, mencapai 2 km lebih.
“Sangat parah. Kalau mengandalkan tenaga manusia, tidak cukup 5 hari untuk membersihkan lumpur. Apalagi jika turun hujan lain,” tambah Jari.
Selain jalan raya, sejumlah fasilitas umum juga terendam lumpur. Di antaranya Balai Desa Tasikmadu, sekolah, kantor, hingga rumah warga.
Hingga berita ini diturunkan, puluhan relawan terus bergotong-royong membersihkan lumpur. Mereka terdiri dari personil TNI, kepolisian, Rescue, Banser, dan komunitas lain seperti pecinta alam Niponk.
Beruntung, lanjut Jari, ada dua alat berat milik kontraktor JLS (Jalur Lintas Selatan) yang turut membantu.
“Relawan yang terjun sangat kurang. Kami di lapangan benar-benar kewalahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor Watulimo Murdianto mengatakan, sejauh ini relawan yang terus bergerak didominasi oleh kader Ansor dan Banser.
Di hari kedua paska banjir ini, pihaknya menerjunkan 40 personil. Mereka dikonsentrasikan untuk membersihkan jalan raya dan Balai Desa Tasikmadu.
“Banser Watulimo sebenarnya ada 250-an personil. Tapi karena banyak dari mereka yang rumahnya juga terdampak, kita tidak bisa terjun maksimal. Jadi kita gilir,” ujar Murdiyanto.
(Androw Dzulfikar)