PCNU Trenggalek menggelar launching agenda Hari Santri Nasional atau HSN 2023 pada Ahad (8/10). Dalam kesempatan tersebut, Gus Yusuf mengingatkan agar peringatan HSN tahun ini tidak dimasuki dengan agenda politik apapun.
“Sesuai amanat PBNU, jangan sampai even Hari Santri ini muncul persoalan-persoalan atau fitnah terutama dalam hal hajat lima tahunan,” tegas Gus Yusuf, Ketua PCNU Trenggalek, dalam sambutannya di acara launching.
Pengasuh Pesantren Hidayatulloh Pule tersebut mengajak kepada seluruh pengurus NU di semua tingkatan untuk benar-benar menjaga agar NU sesuai dengan fungsinya, yaitu rahmah dan wasathiyah.
“Musim politik seperti sekarang ini rawan fitnah, sehingga kita harus hati-hati,” lanjutnya.
Slogan rahmah dan wasathiyah tersebut, lanjut Gus Yusuf, penting untuk dijadikan prinsip terutama bagi pengurus NU. Sebab dengan prinsip tersebut, NU bisa mengayomi semua lapisan, terutama yang berkepentingan dengan perjuangan-perjuangan keumatan yang digerakkan oleh NU.
- Baca juga: Gus Yusuf: Jangan Bentur-benturkan Organisasi NU Perihal Pro-Kontra Tambang di Trenggalek
Sekretaris PCNU Trenggalek, H Nasron, dalam acara yang sama menandaskan hal tersebut. Dalam surat PBNU tertanggal 6 Oktober Nomor 1012/PB.01.A.II.10.47/99/10/23 perihal Edaran Hari Santri.
Dalam surat tersebut, PBNU mengingatkan agar peringatan Hari Santri Tahun 2023 tidak boleh disertai dengan kegiatan politik.
“Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan Hari Santri tidak boleh disertai kampanye calon presiden, kampanye calon kepala daerah, dan kampanye calon anggota legislatif,” kata H Nasron membacakan surat edaran dari PBNU.
Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Trenggalek KH Mastur Ali, dalam sambutannya juga menyinggung persoalan tersebut.
Menurut Kiai Mastur, NU perlu berhati-hati terutama menjelang tahun politik ini, agar NU tidak terseret dalam kepentingan-kepentingan praktis.
Sebab, sesuai dengan slogan Hari Santri 2023, “Jihad Santri Jayakan Negeri”, tujuan NU adalah himayatuddin dan himayatud-daulah.
“Untuk itu (dalam hal himayatuddin, red), dalam khidmah di NU ini, kita memperjuangkan utamanya anak kita, anak didik kita untuk menjadi generasi penerus Nahdlatul Ulama,” kata Kiai Mastur.
Adapun implementasi dari himayatud-daulah, lanjut beliau, adalah dengan tunduk pada AD dan ART, serta tetap satu komando mulai dari tingkat Ranting sampai dengan PBNU.
“Mudah-mudahan Hari Santri yang kita peringati pada tahun ini akan mengantarkan kita khidmah dalam NU ini selalu istikamah,” pungkas Kiai Mastur.
MADz