Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan peran KH Hasyim Muzadi yang besar selama 10 tahun memimpin jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Gus Yahya, sapaannya, juga menyebut bahwa KH Hasyim merupakan salah satu tokoh penting NU, dan harus dijadikan teladan bagi kader NU.
“Istimewa beliau melakukan di tengah masa-masa pancaroba dan masa tidak menentu di sepuluh tahun pertama era reformasi,” kata Gus Yahya di acara Haul ke-5 KH Hasyim Muzadi di PP Al-Hikam, Kota Malang, Ahad (27/3/2022).
Menurut Gus Yahya, sebagai Ketum PBNU, KH Hasyim telah berhasil membangun konsolidasi yang lebih kuat di jajaran kepengurusan PBNU seluruh Indonesia. Apalagi upaya tersebut dilakukan di tengah situasi yang tidak menentu, tepat setelah Indonesia memasuki era reformasi.
Karena itulah, Gus Yahya tidak ragu menyebut bahwa Nahdlatul Ulama berhutang jasa yang besar kepada KH Hasyim Muzadi.
“KH Hasyim adalah kader par excellence. Kalau tanya kader NU bentuknya, kualitasnya, macam apa, kita bisa tegas katakan, harus seperti KH Hasyim Muzadi,” tegasnya.
Gus Yahya menambahkan, KH Hasyim bergelut pada khidmah di Nahdlatul Ulama nyaris seumur hidup. Khidmah beliau memulai dari paling dasar, mulai Ketua Ranting, PAC Ansor, hingga Cabang Kota Malang.
Selanjutnya, KH Hasyim menjadi Ketua PWNU Jatim, baru kemudian Ketua Umum PBNU.
“Sampai saat ini, tidak ada kader yang melalui bentangan khidmah yang melebihi dari KH Hasyim,” imbuh Gus Yahya.
Oleh karena itu, khidmah KH Hasyim Muzadi dalam Nahdlatul Ulama tersebut harus menjadi teladan bagi semua kader NU, kapan pun juga, di seluruh Indonesia.
“Pergaulan lengkap ini yang memupuk dalam konsolidasi. Mengapa sukses, karena beliau paling tahu dinamika kader ulama dari pusat sampai tingkat paling bawah,” tutup Gus Yahya.
KH Hasyim Muzadi merupakan Ketua Umum PBNU setelah Gus Dur. Beliau juga diangkat menjadi anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) sejak Januari 2015, di periode pertama Presiden Jokowi.
(Madkhan Jazuli)
