Pemimpin merupakan salah satu amanah dalam sebuah organisasi ataupun perkumpulan. Ada hal yang harus diperhatikan bagi pemimpin dan yang memimpin agar suatu perkumpulan terjalin kekompakan sekaligus tidak mudah dibenturkan oleh aliran radikal.
Ketua Majelis Dzikir dan Sholwat (MDS) Rijalul Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Durenan Kabupaten Tenggalek, Agus Mochamad Hamam Nasiruddin mengungkapkan, harus sudah siap satu kader untuk memimpin dan ada kader yang siap dipimpin.
“Yang memimpin juga harus mengetahui ilmu haknya masing-masing diantara keduanya. Kita ambil dalam satu yang mana haknya orang memimpin,” papar Agus Mochamad Hamam Nasiruddin, saat acara ‘Sambung Roso’ PAC GP Ansor Durenan Kabupaten Trenggalek, Jum’at (23/07/2022).
Menurut Gus Hamam, ada istilah ditaati. Suatu pemimpin dengan ketaatan itu akan menjadikan sebuah perkumpulan atau organisasi itu hidup. Seperti yang telah diwahyukan Allah Swt melalui surah an-Nisa’ yang berbunyi “Ya ayyuhalladzina aamanu aṭii’ullaha wa aṭii’ur-rasụla wa ulil amri minkum”.
- Baca juga: Gerakan Pemuda Ansor Durenan Mulai Berbenah
Gus Hamam menjelaskan ketaatan yang pertama kepada Allah Swt. Apapun syariat yang Allah lewatkan Nabi Muhammad saw, sehingga ada ketaatan kepada nabi. Kemudian nomor tiga, yang tidak kalah penting, adalah “wa ulil amri minkum”.
“Bayangkan, Allah mengajarkan kita ulil amri. Orang yang mempunyai sebuah pemerintahan itu disejajarkan oleh Allah, oleh rasul-Nya. Ini menjadi suatu perkumpulan, suatu perkumpulan yang majemuk bisa disatukan,” paparnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul Ngadisuko ini mengungkapkan, masyarakat yang berbeda-beda tetapi tetap satu jua bisa dijadikan satu. Bisa ditarik dengan menggunakan dalil Surah an-Nisa’ ayat 59 tersebut.
Alumni Pesantren Al-Munawir Krapyak dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menambahkan, ketika haknya pemimpin diikuti, pemimpin juga harus di dalamnya mempunya sebuah sinergi.
Dikatakannya, supaya pemimpin bisa diikuti, lalu juga dengan keilmuan bisa menjadi pemimpin. Karena seorang pemimpin karena tanpa ilmu yang cukup di dalam memimpin juga akan menjadi problematika.
“Kita tahu Srilanka chaos karena yang memimpin juga belum siap, bahasanya seperti itu. Sehingga neraca keuanga negara itu hancur tidak sesuai. Padahal saat itu 700 triliun rupiah,” ujarnya.
Gus Hamam mengaku, keseimbangan pemimpin wajib untuk diikuti dan keadilan seorang pemimpin itu juga nanti akan dibalas oleh Allah Swt dengan pahala luar biasa. Sampai Nabi Muhammad mengatakan dalam hadis bahwa ada tujuh kelompok orang yang dinaungi oleh Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya, dan salah satunya adalah pemimpin yang adil.
“Bahasa Imamun adlun ber-shighat isim fail, tidak aadilun. Dibentuk masdar untuk menunjukkan bahwa ini sangat mubalaghah melebih-lebihkan. Jadi sifat keadilan melekat pada dirinya itu namanya imamun adlun. Kalau imamun aadilun kadang bisa adil kadang tidak,” kata Gus Hamam.
Pria yang juga alumnus Pondok Al-Falah Ploso ini kemudian menguraikan hadist ‘Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatih’. Dimana setiap orang adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinan orang tersebut.
“Setiap pemimpin pasti ditanya bagaimana kemaslahatan yang dipimpin karena keterkaitannya ada dua, maslahat dan mafsadat. Kita harus mempertimbangkan, pasti kita tidak bisa lepas dari itu,” ujarnya.
Hikmah dari keterpaduan tersebut akan terjalin sebuah organisasi dan perkumpulan yang benar benar majemuk. Antar pemimpin dan yang dipimpin mampu sekaligus pintar menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sehingga tidak ada gesekan antara satu dengan yang lain.
Gus Hamam berharap, GP Ansor semakin bersatu dalam berorganisasi. Sehingga tidak mudah dibenturkan oleh aliran-aliran sebelah. Selain itu, kader Ansor juga harus sadar akan asas landasannya, yaitu Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
“Maka dari itu, kalau kita kompak, tidak ada yang berani dengan kita. Kita tahu, sebelah, (gerakan) 212, mengumpulkan masa untuk gerok, pamer. Ini lo, saya banyak. Masak kita tidak bisa. Kita bisa sebenarnya kalau kita kompak, kita taat dengan pemimpin,” tandasnya.
Pewarta: Madchan Jazuli
Editor: Androw Dzulfikar