
Sebagai upaya memperkuat literasi digital kepada kader, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) Durenan Trenggalek menyelenggarakan Ngaji Jurnalistik, Ahad (8/8/21).
Ngaji Jurnalistik bertempat di SMK Islam Durenan dan diikuti perwakilan dari Pimpinan Ranting (PR) dan Komisariat (PK) se-Anak Cabang Durenan.
Kegiatan yang dikoordinasikan oleh Lembaga Pers PAC IPNU-IPPNU Durenan ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Androw Dzulfikar, Pemimpin Umum Media Center PCNU Trenggalek, dan Marisa Khoirila, kontributor NU Online Jatim.
“Dalam kegiatan ini kita berusaha mengenalkan kepada pelajar NU di Durenan tentang literasi dengan mengundang pemateri handal dalam bidang tersebut. Semoga dapat menambah ilmu dan bermanfaat untuk PK atau PR masing-masing,” ujar ketua pelaksana kegiatan, Latifatun Nur Azizah, seusai acara.
Azizah juga menekankan, literasi tidak hanya bermanfaat bagi organisasi. Pasalnya, berliterasi sesungguhnya dilakukan di segala bidang, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga kegiatan-kegiatan lainnya.
“Literasi digital di zaman sekarang sangat penting. Melihat mayoritas masyarakat cenderung lebih suka dalam bermedia sosial daripada melihat televisi, ataupun koran,” imbuhnya.
Hal tersebut merupakan peluang bagi pelajar NU untuk memperkenalkan tradisi NU, serta memberikan contoh kepada masyarakat baiknya kegiatan keagamaan. Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai wadah perjuangan untuk tetap melestarikan tradisi NU.
“Ngaji Jurnalistik selain sebagai wadah belajar bersama untuk menumbuhkan kecerdasan dan kreativitas, juga memberikan skill baru terhadap peserta pelatihan,” katanya lagi.
Hal senada diungkapkan Androw Dzulfikar saat mengisi materi. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi dukungan positif untuk Nahdlatul Ulama di bidang media. Selain itu juga menjadikan NU semakin dekat dengan masyarakat.
“Sebenarnya warga nahdiyin banyak melaksanakan kegiatan, meskipun tidak dalam sekala besar namun rutin. Nah, cuman kita terkadang dianggap pasif karena kurangnya publikasi di media,” ungkap Androw.
Menurutnya, banyak dari kalangan non-NU yang memiliki massa sedikit namun terkesan besar karena terus aktif dalam media sosial. Sedangkan NU sebenarnya memiliki massa yang besar. Namun karena kurangnya literasi dalam dunia digital, menjadikan NU kurang terlihat.
“Kita harus bisa menandingi mereka, dengan memberikan konten media yang tidak hanya bermanfaat, namun juga disajikan dengan baik,” pungkas Wakil Sekretaris GP Ansor Trenggalek ini.
(latifatunn.a)
1 comment