Oleh: Ust. Habib Wakidatul Ihtiar*

berdemokrasi secara sehat dan bijaksana nutrenggalek habib wakhidatul ikhtiar

Hari ini, masyarakat Indonesia menggelar hajatan demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Terdapat beberapa daerah yang akan memilih calon bupati dan wakil bupati serta walikota dan wakil walikota. Termasuk daerah yang memiliki ‘gawe’ tahun ini adalah Kabupaten Trenggalek.

Pesta demokrasi tahun ini memang penuh dengan tantangan. Telah jamak diketahui bahwa pelaksanaan Pilkada kali ini dilaksanakan di tengah kondisi pandemi. Wabah Covid-19 dinilai masih terus menunjukkan eksistensinya. Tentu saja kondisi ini amat sangat “mengganggu” pesta demokrasi masyarakat.

Ketok palu Pemerintah telah menjadi landasan hukum diselenggarakannya Pilkada, 9 Desember 2020. Sebagai warga negara yang patuh pada konstitusi, tentu kita wajib mensukseskan gelaran tersebut. Meskipun tidak sedikit pula yang mengusulkan agar Pilkada ditunda. Terlepas dari itu semua, kita harus yakin bahwa kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah telah melewati serangkaian kajian yang mendalam.

Lantas, apa langkah yang harus kita lakukan sebagai warga negara? Berbagai jawaban bisa muncul guna merespon pertanyaan ini. Namun jika boleh berpendapat, kiranya ada dua hal primer yang sepatutnya kita lakukan dalam pelaksanaan Pilkada kali ini, yaitu berdemokrasi secara sehat dan berdemokrasi secara bijaksana.

“Dalam konteks saat ini, hifz an-nafs bisa dimaknai sebagai upaya melindungi diri dari virus korona.”

Di tengah pandemi saat ini, melindungi kesehatan adalah perkara wajib bagi setiap warga negara. Dalam Islam hal ini dikenal dengan istilah hifz an-nafs (memelihara jiwa). Hifz an-nafs tergolong ke dalam aspek dharuriyah (primer) dalam kehidupan manusia. Dalam konteks saat ini, hifz an-nafs bisa dimaknai sebagai upaya melindungi diri dari virus korona. Pentingnya melindungi diri dan menjaga kesehatan ini diterangkan oleh Allah SWT dalam firmannya :

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. an-Nisa’: 29)

Oleh karena sangat pentingnya arti kesehatan, maka dalam mengikuti prosesi pemilihan kepala daerah esok kita wajib melindungi diri agar tetap sehat dan terhindar dari virus tersebut. Caranya bagaimana? Dengan berdoa dan mematuhi protokol kesehatan.

Ketika datang ke tempat pemungutan suara, hendaknya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Usahakan pula untuk mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin tubuh. Dengan begitu, kita telah berusaha melindungi diri dan orang lain dari bahaya Covid-19.

Aspek berikutnya yang tidak kalah penting adalah sikap bijaksana dalam memilih. Dalam rangka mendukung serta memilih pemimpin, setiap muslim hendaklah menggunakan cara-cara yang arif dan bijak dalam menentukan pilihannya. Umat muslim harus menunjung tinggi nilai kesantunan, kedamaian dan persaudaraan agar pesta demokrasi ini betul-betul  menghadirkan kemaslahatan.

Saat ini, kebijaksanaan warga dalam memilih sedang diuji. Perkara siapa yang dicoblos (baca: dipilih) itu hak pribadi setiap individu yang dilindungi undang-undang. Semua calon pasti memliki keunggulan dan kelemahan. Itu hal yang manusiawi. Maka, menjadi kewajiban bagi siapapun untuk saling menghormati pilihan sesamanya. Sebab menghormati hak-hak orang lain merupakan perintah agama.

Sebagaimana sabda Nabi saw.: “Tidak termasuk golongan umatku orang yang tidak menghormati mereka yang lebih tua dan tidak mengasihi mereka yang lebih muda darinya, serta tidak mengetahui hak-hak orang berilmu.” (HR. Ahmad)

Pemilihan Kepala Daerah kali ini memang menjadi ujian sekaligus tantangan bagi seluruh elemen bangsa. Pasalnya, selain berijtihad menentukan kepala daerah yang amanah, masyarakat juga dituntut untuk fokus pada perlindungan diri dari penularan Covid-19. Pada titik inilah kedewasaan masyarakat diuji. Apakah siap bersikap bijaksana atau tidak. Jika mampu melewatinya dengan baik, kualitas pesta demokrasi niscaya akan semakin meningkat.

Inilah momentum yang tepat untuk berdemokrasi secara sehat dan bijaksana. Sehat jasmani dan rohani, serta bijaksana dalam menentukan pilihan dan menghormati pilihan orang lain. Dengan begitu, pelaksanaan Pilkada dapat berjalan dengan sehat, adil dan maslahah. Wallahu a’lam.

Selamat berdemokrasi !


*Penulis adalah Bendahara PAC GP Ansor Kecamatan Trenggalek

1 comment
Tinggalkan Balasan
You May Also Like

Nuansa Wahabi Dibalik Gerakan Padri

Oleh : Ust. Afrizal el-Adzim Syahputra, Lc., MA Kemunculan gerakan Salafi-Wahabi di…

10 Watak Wasathiyyah Nahdlatul Ulama

Oleh : Habib Wakidatul Ihtiar*   Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah diniyyah-ijtima’iyah…

Siti dan Sayyidati: Adaptasi Islam dengan Budaya Lokal

Oleh: Misbahus Surur*    ESAI — Beberapa hari lalu secara tak sengaja saya…

Idulfitri: Merayakan Makna dan “Diri” yang Sejati

Oleh: Ustadz Surya Qalandar¹   “Al-Hubûṭ” dan Fitrah Manusia Dalam Al-Qur’an, digambarkan…