Belasan personil Banser melaksanakan aksi sosial membantu pengecoran mushala sekolah di SDN 2 Gandusari, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, pada Kamis (9/2/2023). Mereka bergotong-royong bersama para guru, wali murid, dan pengurus komite.
Kasatkoryon Banser Gandusari Andi Budiarto mengatakan, aksi sosial ini berawal dari permintaan bantuan tenaga dari guru agama SDN 2 Gandusari pada malam hari sebelumnya.
“Banser selalu siap jika dimintai bantuan seperti ini, (oleh) siapa pun. Jika ada warga kurang mampu yang meminta bantuan, kita pasti terjun,” ujar Andi.
Baca juga: 300 Banser Trenggalek Diberangkatkan ke Resepsi Puncak Satu Abad NU di Sidoarjo
Ditambahkan Andi, sebenarnya pihaknya dimintai bantuan 4 atau 5 personil. Namun setelah ia menginformasikan ke sahabat-sahabat Banser, jumlah yang datang melebihi permintaan.
“Dari Satkorkel (Satuan Koordinasi Kelompok) Banser Gandusari, Melis, dan Wonoanti,” jawab Andi saat ditanya asal kesatuan personil Banser yang terjun di aksi sosial tersebut. “Sahabat-sahabat selalu bersemangat jika dilibatkan dalam aksi sosial seperti ini,” imbuhnya.
Andi menegaskan, dalam aksi sosial dalam bentuk apa pun dan di mana pun, pihaknya tidak mengharapkan apalagi meminta imbalan sama sekali.
“Niat kami murni hanya pengabdian kepada masyarakat,” terang Andi.
Di sisi lain, Kepala SDN 2 Gandusari Sri Latini mengaku sangat terbantu dengan keterlibatan Banser pada kegiatan tersebut. Sebab, pekerjaan pengecoran kuda-kuda mushala bisa cepat selesai.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Banser Gandusari yang telah giat membantu pengecoran mushala di sekolah kami. Semoga berkah,” ungkap Bu Sri, sapaannya.
Diketahui, SD Negeri 2 Gandusari tengah membangun mushala di lingkungan sekolah secara swadaya. Warga sekolah mulai dari guru, komite, hingga wali murid, bergotong-royong secara sukarela dalam membangun tempat ibadah tersebut. Selain itu juga dari sejumlah donatur dari alumni dan masyarakat
“Kami sudah mengajukan proposal permohonan dana ke Dinas Pendidikan sejak dua tahun kemarin tapi belum ada jawaban sampai sekarang,” kata Mohammad Abid, guru Agama di sekolah tersebut.
(Androw Dzulfikar)