Banyak yang berharap bahwa tradisi menulis di kalangan nahdliyin terus lestari. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaga khazanah keilmuan dan juga meneladani figur tokoh, agar tidak kehilangan obor pemikiran.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Trenggalek, Kiai Yusuful Hamdani, pada saat memberi sambutan di acara Silaturahmi Kiai-Ulama dan Umara’ dan Launching Buku LTN NU Trenggalek di hall Majapahit Hotel Hayam Wuruk, Sabtu (5/11/2022).
Gus Yusuf, sapaannya, mengatakan, para pendahulu NU, baik yang ada di struktural maupun kultural memiliki ketulusan tinggi dalam berkhidmah. Namun ketika masih hidup, keteladanan dari mereka cenderung terhijab oleh ego kita masing-masing sehingga kita tidak menyadari.
Ketulusan para pendahulu tersebut baru tampak selepas mereka wafat.
“Maka bagaimana ketulusan para pendahulu dalam berkhidmah tersebut mampu tertuang dalam tulisan, agar kita, kader NU, tidak kehilangan obor,” kata Gus Yusuf.
Kisah-kisah tentang ketulusan khidmah dan keteladanan para pendahulu NU, lanjut Gus Yusuf, harus ditulis dan dibukukan. Tujuannya adalah agar kita sebagai kader penerus tidak kehilangan obor, serta mampu mengambil ibrah dan nilai-nilai positif dari mereka.
“Ini tugas LTN NU Trenggalek, (yaitu) berinovasi melalui pemikiran, dengan terus menerus mengambil pemikiran tokoh yang sudah mendahului,” ungkap pengasuh PP Hidayatulloh Pule ini.
Oleh karena itu, tugas besar LTN NU Trenggalek pasca launching ini adalah menuliskan serta membukukan semua tokoh ulama yang ada di Trenggalek. Ini karena ulama Trenggalek sarat akan inspirasi dan pemikiran yang luar biasa.
“Kita kuatkan dalam bentuk tulisan. Hari ini kita kesulitan mencari jejak. Yang ada hanya berasal dari orang per orang, pikiran per pikiran; dari sudut pandang masing-masing,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yusuf mengapresiasi peluncuran buku yang lakukan oleh LTN NU Trenggalek.
Gus Yusuf mengaku sangat bersyukur melihat gerakan LTN NU Trenggalek, utamanya melalui penulisan buku Senarai Gagasan Kader Muda NU Trenggalek.
“Ini buku pertama di periode ini. Insyallah nanti disusul dengan buku-buku berikutnya,” pungkas Gus Yusuf.
Pewarta: Madchan Jazuli
Editor: Androw Dzulfikar