Oleh: Habib Wakidatul Ihtiar*
Tak terasa, umat Islam telah sampai pada tanggal 25 Ramadan. Pada titik ini, perasaan kita pasti bercampur aduk, antara gembira lantaran sebentar lagi akan menyambut kemenangan di hari yang fitri, ataupun sedih karena merasa belum maksimal dalam mengisi bulan Ramadan kali ini. Baik dalam menjalankan ibadah puasa, salat tarawih, maupun ibadah-ibadah lainnya.
Berbicara mengenai ibadah puasa, sesungguhnya banyak sekali dimensi kemanfaatan yang bisa diraih darinya. Puasa hakikatnya merupakan institusi pendidik dan pembangun kualitas diri manusia. Mulai dari tazkiyatun nafs (pembersihan diri), peningkatan kualitas kesehatan, hingga teguhnya kembali rasa kepeduliaan sosial. Oleh karenanya, seorang muslim patut terus bersyukur karena telah diperintahkan melaksanakan puasa.
Allah SWT berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu semua bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat tersebut mengandung hikmah dan maksud yang sangat agung, yakni disyariatkannya ibadah puasa tidak lain ialah untuk mencetak hamba yang bertakwa (muttaqin). Derajat muttaqin merupakan titik pencapaian tertinggi dari setiap manusia di hadapan Allah SWT. Sebab di hari esok, semua manusia posisi dan kelasnya sama; yang membedakan hanyalah kualitas ketakwaan yang dimiliki.
Pertanyaannya, bagaimana caranya ibadah puasa mampu mencetak manusia yang bertakwa?
Jawaban atas pertanyaan ini sesungguhnya bisa kita peroleh dari pelaksaaan ibadah puasa itu sendiri. Sebab, dengan berpuasa, seseorang dapat meraih berbagai fadhilah (keutamaan) yang mampu menghantarkannya meraih derajat muttaqin di hadapan Allah SWT. Lantas, apa saja fadhilah dari ibadah puasa?
Dalam kitab ash-Shiyam karya Syekh Abdillah Sirojuddin Al-Husaini, diterangkan bahwa puasa memiliki delapan fadhilah sebagai berikut :
- Puasa mampu melebur/menghapus dosa dan kesalahan;
- Puasa dapat meninggikan derajat seseorang dan melipatkangandakan pahala;
- Orang yang berpuasa akan memperoleh maqam (derajat) yang luhur dan mulia di hadapan Allah SWT;
- Bau mulut orang yang berpuasa–selama di dunia kurang sedap–sesungguhnya di hadapan Allah SWT dan para malaikat berbau sangat harum yang keharumannya melebihi harumnya minyak misik;
- Para malaikat senantiasa menyampaikan sholawat serta memohonkan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa;
- Allah SWT akan menunjukkan kepada para malaikat keluhuran derajat orang yang berpuasa;
- Allah SWT telah memberikan anugerah bagi orang yang berpuasa untuk memasuki surga dari pintu royyan;
- Orang yang berpuasa akan terlindung dari kezaliman, dan ia juga akan memperoleh pahala dan kebahagiaan yang sempurna, ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah SWT.
Demikianlah beberapa fadhilah (keutamaan) yang dapat diraih oleh orang-orang yang menjalankan ibadah puasa. Selain perintah ubudiyah, puasa hakikatnya merupakan anugerah yang sarat akan kemuliaan. Maka, beruntung sekali umat muslim yang senantiasa patuh dan bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah puasa. Dengannya, atas izin Allah SWT, seseorang akan mampu menggapai derajat sebagai hamba yang bertakwa (muttaqin). Wallahu a’lam.
* Penulis adalah Bendahara PAC GP Ansor Kecamatan Trenggalek
Baca artikel sebelumnya:
Tanggap Covid-19, Fatayat NU Trenggalek Bagikan 2000 Masker
Hikmah Ilahi: Mengapa Rasulullah Saw Diutus dari Bangsa Arab Menurut Dr. Al-Buthy