Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Ilmu diyakini sebagai ruh dari setiap aktifitas kehidupan manusia. Sehingga harus digali dan dipelajari dengan sebaik mungkin. Bahkan, dalam nash dijelaskan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.
Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Menuntut ilmu adalah perbuatan yang sangat mulia. Sebab dengan menuntut ilmu, seorang manusia memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang hal-hal ihwal kehidupan. Baik dalam urusan ibadah (hablun minallah) maupun urusan sosial kemasyarakatan (hablun minannas). Dengan ilmu pula, seseorang dapat membedakan antara yang haq dan batil; antara kebaikan dan keburukan.
Bahkan, Nabi Muhammad saw menerangkan betapa besarnya pahala bagi orang yang menuntut ilmu. Beliau bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
“Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Tirmidzi)
Pada hakikatnya, proses pencarian ilmu dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Namun demikian, mencari ilmu tidak boleh dilakukan sembarangan, melainkan harus dengan metode dan tata cara yang benar. Para pencari ilmu wajib memperhatikan adab-adab utama, agar ilmu yang diperoleh bernilai manfaat dan berkah.
Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim berpesan bahwa terdapat 13 (tiga belas) adab yang harus diperhatikan oleh para pencari ilmu (murid) dalam menimba suatu ilmu. Adab-adab tersebut meliputi:
- Seorang murid hendaknya mempelajari hal-hal yang hukumnya fardlu ‘ain terlebih dahulu. Di antaranya ialah pengetahuan tentang Dzat Allah, pengetahuan tentang Sifat Allah, pengetahuan tentang hukum-hukum Islam (fiqh), dan pengetahuan tentang macam-macam keadaan atau tingkatan (al-ahwal wal maqamat).
- Seorang murid hendaknya mempelajari Al-Qur’an guna memperkuat ilmu-ilmu fardlu ‘ain yang telah dipelajari.
- Pada tahap awal pembelajaran, murid jangan terlalu fokus mempelajari perbedaan di kalangan umat, terutama dalam masalah yang bersifat ‘aqliyyah (penalaran) dan sam’iyyah (wahyu).
- Seorang murid sebaiknya menashih materi atau isi bacaannya terlebih dahulu kepada guru atau orang yang mumpuni sebelum ia menghafalkannya.
- Menyegerakan untuk mempelajari ilmu, terutama ilmu hadits dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya, serta memperhatikan aspek sanad, hukum, hikmah, sejarah, maupun tata bahasanya.
- Jika seorang murid sudah memahami penjelasan dari kitab-kitab yang ringkas, hendaknya ia mulai belajar memahami kitab-kitab yang lebih luas penjelasannya.
- Murid harus berusaha untuk aktif dan istikamah menghadiri pengajian dan majelis ilmu dari seorang guru.
- Ketika seorang murid memasuki majelis pengajian hendaknya mengucapkan salam kepada seluruh hadirin.
- Percaya diri dan tidak malu untuk bertanya meminta penjelasan terhadap hal-hal yang belum dimengerti.
- Menunggu waktu giliran saat belajar. Seorang murid tidak boleh mendahului atau mengambil giliran orang lain, kecuali ada izin dan kerelaan dari yang bersangkutan.
- Seorang murid hendaknya duduk di hadapan guru dengan akhlak dan tata krama yang baik.
- Seorang murid hendaknya memfokuskan diri pada satu kitab terlebih dahulu, dan setelah betul-betul memahami barulah beranjak ke kitab lain.
- Seorang murid hendaknya terus mendukung dan memotivasi para sahabatnya yang lain untuk berusaha sungguh-sungguh dalam mencari ilmu, memberitahu tempat-tempatnya, menolong sesamanya yang kesusahan, menghindarkan dari segala hal yang melalaikan, dan membantu memberikan pemahaman terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya.
Demikianlah pesan-pesan mulia dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari kepada para pencari ilmu (murid). Pesan yang sangat penting, yang dengannya, seseorang akan mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam menggali suatu ilmu.
Semoga dalam menuntut ilmu, kita dianugerahi kemampuan untuk mengamalkan pesan-pesan mulia tersebut. Amin. Wallahu a’lam bi shawab.
* Ust. Habib Wakidatul Ihtiar; Pengurus PC LDNU Trenggalek dan Bendahara PAC GP Ansor Kecamatan Trenggalek