Tahun Baru 1 Muharam 1443 Hijriyah disambut berbeda oleh masyarakat desa Senden, kecamatan Kampak, kabupaten Trenggalek. Pasalnya, ratusan hafidz dan hafidzah al-Qur’an dari berbagai daerah merapat ke desa tersebut, selama sehari penuh dari pagi hingga sore hari, pada Selasa (10/8/2021).
“Kita mendatangkan 100 hafidz dan hafidzah untuk semakan al-Qur’an bil ghaib secara serentak, di masjid-masjid dan mushala yang ada di desa Senden,” ungkap Ketua NU Ranting Senden, K. Imam Mujtahid.
Para penghafal al-Qur’an tersebut, lanjut Kiai Tahid, disebar merata ke 28 masjid dan mushala. Sedikitnya ada 3 hingga 5 hafidz atau hafidzah di setiap titik.
“Semakan al-Qur’an dimulai serentak bakda salat Subuh hingga pukul 3 sore, terus khataman, istighotsah, dan kirim leluhur,” imbuhnya.
Dikatakan Kiai Tahid, dari seratus hafidz dan hafidzah tersebut, sebanyak 70 orang berasal dari wilayah kabupaten Trenggalek. Sedangkan sisanya dari Tulungagung, Blitar, dan Kediri.
“Seperti tahun-tahun kemarin, untuk mendatangkan hafidz-hafidzah, kita berkoordinasi dengan Kiai Zuhdi Ngelo (Sukorame, red) dan Kiai Prapto Kelutan,” kata Kiai Tahid.
Sudah Menjadi Tradisi
Semakan al-Qur’an bil ghaib dalam rangka menyongsong Tahun Baru Hijriyah sudah menjadi tradisi di desa Senden, setidaknya dalam 5 tahun terakhir.
Penyelenggaraan even dikoordinasikan oleh Pengurus Ranting NU dengan dukungan dari Pemerintah Desa Senden. Dukungan juga mengalir dari MWC NU dan Forkopimcam Kampak.
Untuk pelaksanaannya, takmir masjid dan mushala terlibat penuh, beserta jamaah dan warga sekitar.
“Sebelum acara, Ranting NU Senden dan takmir-takmir masjid dan mushala rapat, karena ini memang even kita bersama. Alhamdulillah semua kompak,” ujar Kiai Tahid.
Selain kekompakan antara pengurus NU, takmir masjid-mushala, dengan pemerintah Desa, jamaah dan warga juga menunjukkan antusiasmenya yang tinggi.
Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang berebut untuk memuliakan para hafidz dan hafidzah, hingga penyediaan konsumsi di masjid atau mushala di lingkungannya masing-masing.
“Banyak itu, Mas, warga yang ingin mencukupi kebutuhan hafidz-hafidzah, sampai-sampai seperti rebutan,” bebernya kepada nutrenggalek.or.id, Rabu (11/8).
Tingginya antusias warga juga terlihat dari banyaknya mereka yang ingin mencari berkah al-Qur’an. Banyak warga yang menaruh air minum di masjid atau mushala agar mendapat berkah dari pembacaan al-Qur’an dan doa-doa.
Selain itu, mereka juga menyetorkan nama-nama leluhur untuk didoakan pada saat khataman sore harinya.
“Bahkan nama-nama warga yang sedang sakit, sedang hamil, hingga yang sedang merantau, semuanya ditulis untuk didoakan,” tambah Kiai Tahid.
- Baca juga: NU Ranting Senden Gelar Penyuluhan Vaksinasi Covid-19 Bareng Mahasiswa dan Puskesmas Kampak
Tradisi di Tengah Pandemi
Dituturkan Kiai Tahid, mengingat tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, istighotsah dan doa juga ditambah secara khusus untuk maksud li-Daf’il Bala’ atau Tolak Balak.
“Itu juga sesuai dengan imbauan dari Cabang (PCNU Trenggalek, red),” tuturnya.
Soal teknis pelaksanaan, Kiai Tahid sudah berkoordinasi dengan Kapolsek Kampak. Selain itu juga berkoordinasi dengan Satgas Desa Senden yang kemudian memberikan dukungan dengan menyiapkan sarana protokol kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.
Guna membantu mengamankan kegiatan, NU Ranting Senden juga meminta bantuan 10 personil Banser untuk disebar di sejumlah titik yang ditentukan.
Kemudian, agar tidak menimbulkan kerumunan, kedatangan para hafidz dan hafidzah, terutama yang dari luar Trenggalek, dijadikan dua titik. Satu di masjid Sabilul Murtadho dusun Tenggar, dan satunya lagi di rumah H. Mawardi di dusun Balang, yang juga pengurus NU Ranting Senden.
Dari titik kedatangan tersebut, kemudian hafidz dan hafidzah disebar ke masjid dan mushala se-desa Senden.
“Sebenarnya ada 30 masjid dan mushala di desa Senden. Semuanya sudah dipasang plakat NU, dan separonya sudah proses ke nadzir NU. Tapi karena yang 2 sedang renovasi, tidak bisa ikut semakan al-Qur’an,” terang Kiai Tahid.
Akhirnya, Kiai Tahid berharap, dengan tradisi ini warga desa Senden memperoleh berkah kemuliaan al-Qur’an. Dan khususnya lagi, wabah pandemi Covid-19 segera diangkat oleh Allah Swt.
Ia juga mengapresiasi kekompakan seluruh pihak yang terlibat, mulai dari pengurus NU, pemerintah, takmir masjid dan mushala, hingga segenap jamaah dan warga desa Senden.
“Kegiatan ini tidak mungkin bisa berjalan lancar tanpa adanya semangat dari seluruh pihak. Selain itu, yang menjadi kunci adalah kekompakan dan persatuan antara jam’iyah dengan jamaah,” pungkas Kiai Tahid.
(Androw Dzulfikar)